Porang menarik perhatian masyarakat Indonesia. Tanaman ini bisa ditanam di lahan terbuka maupun naungan. Peta sebaran porang terkonsentrasi di Pulau Jawa. Namun, sejumlah daerah mulai menggalakkan penanaman porang. Sebut saja Pekanbaru (Riau), Jambi, Gowa (Sulawesi Selatan), dan Nusa Tenggara Timur. Tanaman porang strategis untuk dikembangkan. Selain kaya manfaat, tanaman ini juga punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Sejak tahun 2019, porang yang tadinya tanaman liar mulai sukses jadi primadona petani. Selain karena harga jual, permintaan porang makin meningkat belakangan ini karena memiliki khasiat untuk kesehatan. Kandungan glukomanan dalam porang yang relatif tinggi juga menjadi magnet bagi para konsumen. Di pasar ekspor, porang banyak dicari sebagai bahan makanan dan industri obat juga kecantikan sehingga harga porang pun menjadi sangat menjanjikan bagi petani.
Porang merupakan tanaman penghasil umbi yang memiliki nama latin Amorphophallus muelleri. Penggunaan porang di dalam negeri masih terbilang sedikit, walau sudah mulai banyak yang membudidaya. Sebaliknya, dia jadi pangan favorit di Jepang saat diolah menjadi mie shirataki atau konjaku.
Buku ini hadir sebagai panduan bagi masyarakat maupun petani yang ingin menanam porang. Berisi berbagai informasi penting tentang porang mulai dari budidaya, peluang pasar, hingga manfaatnya bagi kesehatan. Buku ini disajikan praktis dan aplikatif sehingga mudah dipahami. Acuan budidaya menjadi hal penting, agar petani bisa memanen porang berkualitas, sehingga mampu memasok kebutuhan pasar, baik lokal maupun mancanegara. Ingin hasilkan cuan/rupiah dari porang, segera miliki buku ini!.